Kamis, 25 Juli 2013

Pict Taeyeon SNSD

Assalamu'alaikum readers ...

Ciyee nungguin admin yaa #ditimpuk readers. Hehehe mian baru ngeposting lagi. Gimana sama cerita yang kemaren? Seru gk? Semoga yaa. Nah, kali ini gue mau ngeshare foto-foto Taeyeon SNSD. Tau gk? Masa gk tau sih, kalian kepo #demo massal #kabur. Itu lho leader girlgroup yang terkenal sejagat raya #lebay. Okelah, gue gk mau dikeroyok, soalnya lagi puasa hehehe. Kalo gk tau bisa search di google. Cekidot!



Yang di sebelah kan Taeyeon eonni itu Yoona, di sebelah kirinya namanya Tiffany. Lain kali gue bakal share pictnya. Lucu ya gayanya? ^^


















Tau gk sih? Pictnya tuh gue ambil dari google, yaa bisa dibilang copas hehehe :D. Emm segini dulu pict yang bisa gue share. Tunggu pict selanjutnya. Oh ya, jangan lupa sering mampir ke blog ini. Kamsahamnida. Papay.

Wassalamu'alaikum


Sabtu, 13 Juli 2013

*No Title*

Assalamu'alaikum readers ...

Admin kembali lagi. Kali ini gue mau ngeshare tulisan gue, entahlah judulnya apa soalnya judulnya belum ditentuin #readers kabur #admin panik #abaikan. Ini hasil pemikiran gue sendiri lho. Alurnya emang rada gaje, maklum masih amatiran. Please banget, jangan dicopy apalagi diplagiat. Urusannya sama Tuhan lho. Okee selamat membaca ^^

Chapter 1
          Hye Suk menatap keluar jendela. Di luar hujan. Ditemani alunan musik jazz yang lembut, gadis itu ingin segera pulang ke rumah. Hari ini sudah cukup lelah untuknya. Sudah waktunya, dia keluar café. Duduk di teras café dan mendengar rintikan hujan.
Jangan lupa besok. Ku tunggu di ruang musik. Kita belajar bersama, oke?
Kata-kata itu berhasil membuyarkan pikirannya. Damn. Mungkin itu yang ingin dia ucapkan. Bertemu dan belajar dengan orang yang disukai tapi dia sudah punya kekasih. Tampan pula. Menyakitkan.
~
Dia masih mematung di depan pintu kamarnya. Rasanya ingin berlari tapi tubuhnya tidak setuju. Hye Suk memasuki kamarnya dan berbaring. Melirik ke arah meja rias dan melihat sebuah bingkai foto lalu mengambilnya.
“Kau terlihat konyol.”
“Kenapa sama si nenek sihir itu? Aku di sini menunggumu, bodoh.”
“Awas kalau kau menangis gara-gara dia. Akan ku tampar.”
“Tae Young. Hey, iya kau. Tuan Bong Tae Young. Kenapa bukan aku?”
Pipinya basah. Lagi-lagi dia menangis gara-gara lelaki itu. Bong Tae Yong. Teman semasa SMP. Ia hampir membanting bingkai itu karena sangat marah. Hye Suk menunggu lelaki itu menyatakan perasaannya. Tapi yang ia dapat rasa kecewa dan marah. Berbanding terbalik dari apa yang ia harapkan. Pandangannya mulai kabur, dia terlelap.
~
1 new message. Hye Suk mengecek ponselnya. 1 pesan baru.
From: Bong Tae Young
I’m waiting you. Dimana kau?
Uh! Bawel sekali. Batinnya. Seperti biasa, sekolah tak pernah sepi. Selalu ramai kecuali hari libur. Dia sudah sampai di depan ruang musik. Krek. Baru saja mau membuka pintu, pintunya sudah terbuka. Gadis berwajah manis itu keluar dari ruangan itu sambil tersenyum ke arah Hye Suk. Cha Ji Won. Kekasih Tae Young.
“Selamat Pagi.” Katanya sambil membungkuk.
Hye Suk hanya menganggukan kepala. Ji Won berlalu. Di dalam ruangan ada Tae Young. Dia selalu terlihat tampan. Hye Suk mematung di depan Tae Young.
“Duduk. Wajahmu suram sekali. Apa kau sedang tidak baik?” Tanya Tae Young.
“Tidak. Aku hanya …” kata-katanya terputus. Tae Young mengangkat alisnya.
Aku sakit hati saat melihat nenek sihir itu keluar dari ruangan ini. Apa yang kalian lakukan huh? Batin Hye Suk.
“Aku hanya lapar.” Hye Suk memamerkan gigi-giginya yang rapi.
“Ku kira apa. Bikin panik saja.”
Latihan mereka dimulai. Mereka memainkan beberapa lagu. Tae Young bernyanyi, Hye Suk bermain alat musik.
          “Bagaimana keadaan bibi? Sudah lama aku tak ke rumahmu.” Tanya Tae Young disela-sela latihan.
          “Ibuku baik. Dia suka bertanya tentangmu. Dulu kau sering mendatangi rumah kami. Akhir-akhir ini sudah jarang. Ibuku berpikir kau sangat sibuk.”
          “Ah tidak juga. Bagaimana kalau siang ini aku ke rumahmu, boleh ya?”
          “Bagaimana dengan Ji Won?”. Suasana hening sejenak. Lagi-lagi Hye Suk terbayang wajah gadis itu. Tae Young terlihat bingung.
          “Hampir saja lupa, nanti siang aku ada janji dengannya. Maaf, lainkali aku akan main ke rumahmu. Titip salam untuk bibi.”
          Lagi-lagi aku mengalah. Padahal aku senang kalau kau mampir ke rumahku dan melupakan sejenak nenek sihir itu.
~
          “Bu, ada salam dari Tae Young.” Kata Hye Suk sambil mengunyah.
          “Telan dulu makananmu.”
          Makan siang bersama ibu tidak pernah dilewatkan Hye Suk. Sesibuk apa pun dia pasti akan menyempatkan makan siang dengan ibunya.
          “Sudah lama dia tak datang ke sini, kemana dia?” Tanya ibu.
          “Sibuk pacaran.” Nada bicara Hye Suk sangat datar. Ibunya hanya menggeleng. Dia mengerti perasaan putrinya.
          “Apa acaramu setelah ini?”
          “Siswa kelas 12 sudah tak ada kegiatan. Hari ini aku mau di rumah saja. Besok akan mencari universitas.”
          “Tidak ingin jalan-jalan dengan temanmu?”
          Ia terdiam. Mengunyah makanannya lagi dan lagi. Teman? Tae Young maksud ibu? Memang dia temanku? Teman macam apa dia. Dia sudah lupa denganku.
          “Hye Suk?”
          “Ah iya. Tidak ada.” Dia baru tersadar dari lamunannya.
          “Temani ibu ke butik teman ibu. Ibu ingin membelikan baju untukmu. Anggap saja ini hadiah karena nilaimu cukup memuaskan.” Ibu tersenyum. Putrinya hanya mengangguk.
~
          “Selamat datang. Selamat berbelanja.” Kata pelayan toko itu sambil membungkuk. Hye Suk dan ibunya mengangguk.
          “Pilih pakaian yang kau suka. Ibu mau menemui temanku dulu.”
          “Baik.”
          Ibu Hye Suk berlalu. Gadis itu sibuk melihat-lihat baju. Bagus dan yang pasti mahal. Masih tidak habis pikir, kenapa ibunya membawanya ke tempat kalangan atas. Padahal keluarganya sederhana. Ibuku memang pandai memilih teman.
          Matanya tertuju pada baju terusan berlengan panjang bergambar boneka keropi. Hye Suk menuju ruang ganti. Duk. Sepertinya dia menabrak seseorang.
          “Maaf. Berikan tanganmu Nona.” Kata seseorang. Hye Suk masih berusaha menyeimbangkan tubuhnya.
          “Maaf Tuan. Saya kurang hati-hati.”
          “Tadi saya yang menabrak anda. Saya minta maaf. Saya buru-buru ada urusan. Permisi.”
          Belum sempat melihat wajahnya, lelaki itu sudah pergi. Mungkin ada urusan yang sangat penting. Batin Hye Suk. Tiba-tiba ibunya menghampirinya. Niatnya gagal untuk mencoba baju yang sudah dipilihnya.
~
          “Apa kabar? Namaku Yoo Hye Suk.” Hye Suk memperkenalkan diri di depan teman ibunya.
          “Hwa Yeon, dia cantik seperti dirimu. Beruntung sekali. Sayang aku tidak memiliki anak perempuan.” Kata pemilik butik memuji kecantikan Hye Suk.
          “Bisa saja.” Kata ibu Hye Suk tersipu.
          “Namaku Kang Sun Hee. Sering-sering datang ke sini. Aku berteman dengan ibumu sudah lama. Jangan sungkan.”
“Baik Nyonya.”
“Ah jangan panggil Nyonya, panggil bibi Kang saja.. aku sudah akrab sekali dengan ibumu.”
“Baik bi.” Dia tersenyum.
Setelah itu mereka berbincang-bincang dan tertawa bersama. Sejenak Hye Suk melupakan Tae Young. Dia sedikit terhibur.
~
Hye Suk berdiri di tepi jalan. Menunggu bis yang tak kunjung datang. Kalau ada Tae Young, pasti dia akan segera menjemputku. Dia sadar. Yang ia lakukan hanya menggetok kepalanya sampai bus datang. Sadarlah Hye Suk!!!
~
          “Silahkan isi formulirnya di sini, lalu tanda tangan.”
          Setelah mengisi lembaran demi lembaran, Hye Suk menatap ke sekeliling. Banyak juga peminatnya. Lalu beranjak dari tempat itu dan mulai mengelilingi sekitar gedung kampus. Dia melihat sebuah taman bunga yang besar. Benar-benar sekolah idaman. Hye Suk menghampiri tempat itu. Seperti mimpi baginya saat memasuki taman tersebut. Apa ini Dream Park?
          Dia merasa hanya dia yang ada di taman tersebut. Ku kira ini tempat para remaja pacaran. Ah baguslah. Aku suka tempat ini. Batinnya. Serasa bermimpi. Kini Hye Suk berdiri di tengah-tengah tempat itu. Merasa tenang. Tidak memikirkan Tae Young atau hal lain yang membuatnya frustasi. Hanya dia seorang.
          Gadis itu tak ingin berlama-lama di tempat tersebut. Hari ini dia belum bertemu Tae Young. Dia segera merogoh ponselnya di dalam tas. Tuuutt…
          “Halo.” Kata suara dari seberang sana.
          “Kau dimana? Sudah makan siang?”
          “Belum. Hari ini aku di rumah. Ada apa?”
          “Kita makan di luar. Cepat jemput aku.”
          Tidak sampai 2 menit mereka bicara, Hye Suk segera mematikan ponselnya dan menuju gerbang kampus. Calon kampus.
~

Mungkin segini dulu yang bisa gue share. Please komentarnya dong readers. Gue pamit dulss. Kamsahamnida. Pay pay.

Wassalamu'alaikum

Senin, 08 Juli 2013

Introduce Admin

Assalamu'alaikum readers ..

Gue rada lelah nih bikin blog ini. Maklum, bikinnya spontan hehehe...
Kenalan dulu yee. Keyy, nama gue itu sebernernya Dignity, tapi gue lebih suka dipanggil Digni biar kedengerannya lebih simple. Nama gue aneh yaa? Hahaha.. Ortu gue kreatif men jadi milihin namanya rada ribet gitu hihihi... *gk bermaksud sombong kok piss* Gue seorang kakak dan punya 1 adik cowo #pastinya. Terkadang gue sedikit iri liat matanya. Rada sipit ke atas gimana gitu (?). Okee lanjut, gue juga punya banyak nama panggilan, salah satunya De or Dechan. Cuma beberapa temen gue doang yg manggil panggilan itu. Gue masih SMP pastinya.

Apa lagi yaa. Temen deket gue banyak, tapi ada beberapa doang yg bener-bener deket sama gue. They are ... Richan, Raychan, and Echan *nama disamarkan*. Kalau mau lebih tau tentang mereka silahkan mampir ke blog kami -> www.blupblupblupsnow.blogspot.com *promosi*. Waktu SD aku punya temen deket namanya Nida, yg lain juga ada sih, maaf gk disebutin soalnya terlalu banyak hehehe... Sayang dia pindah keluar kota. Gue juga k-popers. Fandom gue SONE. Hehehe penggemar berat SNSD. Mungkin blog ini akan saya isi dengan beberapa FF. Maybe yah.

Alesan gue bikin blog cause ... gue lumayan suka nulis. Pernah punya cita-cita jadi penulis tapi yah.. tulisan masih amatiran banget. Sekarang sih cita-cita gue itu gue pengen jadi translator bahasa korea. Entah kenapa, mungkin gara-gara efek ketagihan nonton drama :D. Ini sedikit bocoran tentang diri gue, hihihi .. Gue sempet gonta-ganti cita-cita. Waktu kecil, tepatnya pas TK, gue kepengen jadi penyanyi. Maklum dari kecil gue suka nyanyi, suka doang lho hihihi... Pernah pengen jadi dokter, guru, arsitek, desaigner, koki, pengusaha, dll. Hahaha anak kecil emang rada labil.

Insyaallah blog ini akan gue isi dengan hal-hal yg agak sedikit gk begitu penting. Yang penting juga ada kok. Segini dulu yaa readers. Admin mau pamit, besok-besok kita lanjutin lagi. Sering-sering mampir ke blog ini yaa. Kamsahamnida. Pay pay.

Wassalamu'alaikum